Menganyam Kedukaan semakin cepat. Butin-butir keningat mulai membersit dan dahi gondolnya dan nampak bermanik-manik disapu cahaya pagi yang hanu menyenlah di celah-celah ranting. Tiba-tibaLakek Uyuk terduduk. Dadanya terasa sesak, pandangannya benpmnar-pmnan. Kemudian kuning dan gelap. “Ah... bangkah baik kalau Tiyut ada,” keluh Lakek Uyuk. Dia tahu, kalau Tiyut ada, dia tidak perbu bensusah-susah ke hutan. Tiyut lebih sesudah sepuluh tahun Lebai 119 MENGANYAM KEOL’KAAN Kanim meninggab, masjid Kampung Sebangun semakin sepi. Jomaat tidak pernah cukup jemaah. Kecuali setiap kali menjelang aidib fitni, masjidKampung Sebangun akan penuh sesak. Kalau waktu Lebai Kanim masih menjadi imam, beduk tidak pernah tidak menggogah gegendang telinga setiap pendoduk Kampung Sebangun, tetapi tidak lagi kini. Begitu juga kemerduan suara azan Haji Japan pasti
|
|
Tesaurus |
---|
| sesak (adjektif) | 1. Bersinonim dengan tidak lapang: sendat, sempit, Berantonim dengan lapang
2. Bersinonim dengan padat: tumpat, penuh, merasak, Berantonim dengan kosong
3. Dalam konteks nafas bersinonim dengan tersumbat, tersekat, sendat, senak, sebak, sebu, senuh, segah, sangih, sekak, Berantonim dengan lega
4. Bersinonim dengan susah: payah, sempit, serba kekurangan, miskin, papa, terhimpit, tersepit, terdesak, picik, Berantonim dengan senang
| Kata Terbitan : bersesak-sesak, menyesakkan, tersesak, kesesakan, |
|
|