Menganyam Kedukaan geraknya seningan atau selembut ngin; pada ‘mega benanak’ yang mengerti akan h-any-a menggugunkan hujan rahmat; pad-a ‘niak’ yang tidak menjadi gelombang hanjir tetapi tenang mengalir seperti -air surut; Nda ‘kabus’ dingin yang tidak pemah kening atau menghilang dan pda ‘siang’ gemmmang yang tidak berubah kepada malam mem- xxiii LAPORAN PANEL PENILAI PIJISI 1992/1993 bimbangkan. Bagi penyain, “kiranya gin akan kusisipkan ninduku pada jeJunainya. Kinanya mega benanak mi mengerti akon kuuntaikan seka/ung hisik huat gugun bensama huJan di depan jendela kamanmu. Kiranya niak mi hanyut sepenti air surut akan kuhu/unkan nindu yang tenbuku mi. Kinonya aku kabus yang tak pennah kening akan kuistinahatkan keseJukon di ke/opak matamu. Kinanya siang mi tak diJenguk ma/am kembana kita
|
|
Puisi |
---|
|
Air pasang surut ke hulu, Menemui baung mati terlentang; Sudah dibawa buah mengkudu, Si baju gadung kuikut pulang.
Lihat selanjutnya... |
|