Menganyam Kedukaan khalayak pembaca secana artistik. Selain terhasilnya ketepatan dan kepadatan itu, ditemui juga ungkapan-ungkapan bersifat nietafora dan pensonifikasi yang menimbulkan keseganan senta kehalusan kesan pengucapan dan gambanannya, sepenti ‘danau hati’, ‘Sepi mencengkam’, ‘muana mimpi’, ‘panah-panah arjuna’ dan ‘menanap impian’. Paduan kesan-kesan mi menjadi- kan puisi tersebut teradun dalam kesatuan suasana yang hanmonis. Puisi “Titian Hidup” mengemukakan pemikiran tentang keterasingan balada. Pengulangan kata-k~tt~t ‘p-ada’ dan ‘kerana’ begitu terasa kete- ptannya untuk memberi penekanan perasaan-perasaan kesepian, keresaban dan kerinduan yang tenungkap melalui bahasa kiasan sepenti ‘dinantai sepi’, ‘pengutip memoni’, ‘daun- daun kenangan’, ‘taman ingatan’ dan ‘sungai insani’ yang sekali gus berhasil menimbulkan kesan kesegaran pengucapan. Puisi “Kinanya” mengemukakan impin ideal penyair tenh~tthp suasan dan genak ahim
|
|
Tesaurus |
---|
| sepi (adjektif) | 1. Bersinonim dengan senyap: sunyi, hening, lengang, antap, Berantonim dengan bising
2. Bersinonim dengan dingin: hambar, tawar, Berantonim dengan meriah
3. Bersinonim dengan lengang: hening, sirap, tenang,
| Kata Terbitan : menyepi, kesepian, |
|
|