Menganyam Kedukaan Biar dijulang setinggi-tingginya di puncak keliring!” Bisik Lakek Uyuk sambil melangut ke arab timur. Mentani setinggi galah di puncak Tuit. Sinannya menyusup di celah-celah nimbunan daun tanpa sibu-silu. Keadaan dalam hutan semakin cerah. Ranting-ranting ketapang, meranti dan pucuk rotan bengetan-getar diusapi angin jinak dan Lembah Amai yang tidak jemu-jemu berhembus. Lakek Uyuk benjalan lagi menedah
|
|
|