Menganyam Kedukaan kebenaran dan kejujuran telah menyentuh hati nurani pembaca dengan kesan yang mendalam. Penggunaan ungkapan-ungkapan bersifat metafora seperti ‘gunung duka’, ‘lembah kedaifan’, ‘layar khidmat’, ‘payung amanah’ dan ‘hujan alpa’ terasa begitu puitis serta berhasil menimbulkan citra-citra yang jelas, tepat dan penuh kehalusan. Selanjutnya, Jeniri Amir yang mengungkapkan pe - mikiran dan perasaannya dalam puisi “Doa” bertolak dan persoalan ketuhanan dan keagamaan ketulusan hati dengan terungkapnya unsur alusi melalui tokoh-tokoh Taib, Munib dan Awwaab telah menghidupkan kesan ketakwaan insan secara jelas. Semuanya ni terhasil daripada ketelitian pemilihan kata-kata senta penyusunannya. Begitu juga yang terlihat pada Nazni Hussein dalam “Lam Sibuti”. Suasana dan rentak laut tensebut diungkapkan dengan pemilihan serta penyusunan kata-kata yang tepat dan segar. Alam Laut Sibuti yang lazim
|
|
Puisi |
---|
|
Kalau begitu rupanya padi, Namun mengindang layu-layu; Kalau begitu rusuhnya hati, Mahu menumpang biduk lalu.
Lihat selanjutnya... |
|