Menganyam Kedukaan semakin diburu serba salah. Kedamaian dan ketenangan yang dicani di desa tumpah danahnya sudah semakinjauh menyisihkan din. Sudah kian cemar. Sudah tidak lagi melakan ukinan- ukinan nostalgia. Malah sudah mencalit tompok-tompok hitam, melegamkan setiap wanna-wama damai. Yang sening bertandang, menghanubinukan hati Kumang hanyalah nostal- gia kedamaian zaman kanak-kanaknya. “Di mana ketegasankau, Mang? Sia-sialah kau belajar tinggi-tinggi, tapi
|
|
|