Jihaty Abadi - Dewan Bahasa dan Pustaka
tentang banyak hal; daripada soal kisah derita masyarakat sehinggalah kepada yang bersifat rohaniah. Namun satu hal yang cukup ketara pada sajak-sajaknya ialah nada protes yang kadang-kadang terasa amat keras dan tajam, meskipun ia cuba disembunyikannya di sebalik permainan kata-kata atau lambang. Jihaty melihat kegelapan, kepunahan, keruntuhan, dan kepalsuan di sekitarnya. Penyair ini cuba mencari penyelesaian kepada masalah-masalah penuh harapan. Prof. Ismail Hussein, ketika menulis kata pengantar antologi sajak Jihaty yang berjudul Gada-gada Merah menyebut: Alangkah bahagianya kita rasa yang anak desa ini, walaupun dilanda seribu cabaran, tidak pernah terputus ikatannya dengan tanah dan ibunya, malah semua itu memberi kekuatan padanya. Selain puisi, Jihaty pernah memperlihatkan bakatnya dalam penulisan novel. Novel pertama ditulisnya bertajuk Korban Penari Joget terbit
|
|
Puisi |
---|
|
Kencang-kencang angin selatan, Keras sampai tepi kota; Biar miskin tidak makan, Asal terpasang api pelita.
Lihat selanjutnya... |
|