Menganyam Kedukaan kamu mahu?” “Dinimu, maksudku fikiranmu, pendirianmu, sikapmu, pengalamanmu dan kemungkinan-kemungkinan yang menjadi gol dalam permainan bola sepak otakmu.’ “Kau memang bijak.” “Aku tahu, tapi Iebih baik lelaki itu bersikap jujur bukan?” “Nah, umunku tiga pulub dua. Pemah kunyatakan dulu, aku sudah tua. Pekerjaanku, menyambung dan melangsungkan penniagaan bapa. Pengalamanku, setakat yang ada. Tidak banyak. Caraku berbelanja, sekadar yang patut tapi kata kawan dan nakan agak boros. Tapi jujurkukatakan kami orang kaya, patutlah berkeadaan seperti onang kaya.” ‘Perempuan di sisimu?” “Sudah tidak ada lagi. Sejak bentemumu, semuanya kulupakan.” “Betul?” “Jujur.” “Banyak?” “Sudah kulupakan semuanya, keranamu.” “Pemah kauapakan perempuan sekeliling pinggangmu itu?” “Alab, lupakan saja. Aku sudah melupakan mereka. mi soal kita bendua. Kenapa ungkit kisah aku dengan orang lain?” “Aku
|
|
Tesaurus |
---|
| jujur (adjektif) | Bersinonim dengan lurus hati, tulus, ikhlas, tulus ikhlas, suci hati, putih hati, benar, boleh dipercayai, mukhlis, sadiq, mustakim;, | | Kata Terbitan : kejujuran, |
|
Puisi |
---|
|
Buah nangka di tepi tebat, Buah duku disangka jering; Disangka jujur hati sahabat, Rupanya menikam kawan seiring.
Lihat selanjutnya... |
|