Menganyam Kedukaan urut dadanya. Dia melafazkan kalimah Allah benulang-ulangkali. Latah Nek Wa mengendun. Nek Wa bagai disentak sesuatu yang menge- sankan di naluninya. Matanya tentancap pada susuk tubuh Mm yang tenkulai layu. Rusuknya nabak. Di sisinya panang yang digunakan Nek Wa mengupas kulit huah pinang berlumuran darah. Nek Wa memangku kepala Mi Hatinya dinuntuni kepiluan. Dia masib tidak mengerti penistiwa yang sebenarnya
|
|
Puisi |
---|
|
Kalau begitu rupanya padi, Namun mengindang layu-layu; Kalau begitu rusuhnya hati, Mahu menumpang biduk lalu.
Lihat selanjutnya... |
|