Menganyam Kedukaan tentang hubungan insan dengan keagungan, kebesaran dan kemuliaan kekuasaan Tuhan tetapi cara penyampaiannya memperlihatkan kekuatan dan keistimewaan. mi terutamanya, penggunaan ungkapan-ungkapan seperti ‘embun dingin di taman-Mu’, ‘mentari tujuh langit-Mu’ dan ‘taman keredhaan- Mu’ yang menimbulkan kesatuan citra tentang kemuliaan serta keagungan Tuhan. Di samping itu, penyusunan baris-barisnya xii LAPORAN PANEL PENILAI PUISI 1991 yang menimbulkan nada kenendahan Puisi “Titian Hidup” mengemukakan pemikiran tentang keterasingan hidup manusia yang menghadapi zaman transisi. Di sini penyair melukiskan alam yang menenima dan meng- hadapi kemajuan dengan perlukisan atau gambanan ‘bangunan pencakar langit’ yang di bawahnya pula ‘mobil kian rakus’ dan ‘membiak han demi han’. Semuanya mi walaupun ‘mencorak- kan wanna-wama gemilang’ untuk kehidupan manusia tetapi ditemui pula ‘kealpaan manusia’ memelihara ‘kehijauan
|
|
Tesaurus |
---|
| Tiada maklumat tesaurus untuk kata langit |
|
Puisi |
---|
|
Kupu-kupu terbang ke langit, Singgah di langit bersalin kain; Bertangkup bumi dengan langit, Baru saya mencari lain.
Lihat selanjutnya... |
|