Menganyam Kedukaan pada kedua-dua buah puisi mi, tenlihat kelainan senta keis- timewaan gaya penyampaian atau pengungkapannya. Puisi “Suara Luka di Padang Hangus” dengan pengung- kapan judulnya yang metafonik itu, tenasa begitu kuat meng- hidupkan emosi dan menggenakkan imaginasi ke arab mendekati, menyelami dan menghayati inti makna pensoalan- nya. Arah tersebut tersedia pula nuang penemuannya yang menyenangkan. Ini terhasil melalui ‘gema dukamu’ yang ungkapan yang tepat telah menimbulkan kebenkesanan gmbaran keindahan dan kemusnahan -al-am yang menunjangi pensoalan puism mi. Pengulangan ‘Sungai Nyalau’ p-ada penmulaan setiap nangkap yang menjadi objek persoalannya, begitu kuat menggerakkan konsentrasi pemahaman dan penghay~ttanuntuk menemukan nilai kebenarannya. Demikian juga pad-a penyusunan bans-bans yang berimbangan telah berhasil menjalinkan suasana dan nada protes tanpa tenlalu emosional tetapi secana
|
|
Tesaurus |
---|
| Tiada maklumat tesaurus untuk kata kuat-kuat |
|
Puisi |
---|
|
Kuat ribut malam tadi, Sapu tangan jatuh ke laman; Hajat abang datang ke mari, Hendak tidur berbantal lengan.
Lihat selanjutnya... |
|