Menganyam Kedukaan Pokok itu rata di antara lima hingga tujuh 67 MENGANYAM KEDtJKAAN kaki tinggi. Kehanyakannya cantik-cantik, dan dahan - dahannya merimbun dengan daun-daun yang menghijau tua. Pada dahan-dahan yang gagah itu bergantungan buah-buah, ada yang masih hijau, ada yang sudah kekuningan - sebesar buah betik Dayak. Di bawah pokok yang merimbun tumbub pula rumput-rumput pendek, jarang dan menjalar-jalar ke puncak Gunung Muling. Lakek Uyuk memenhatikan pepohon di situ. Segalanya talc jauh berubah. Pobon tembusu dengan banir yang membongkol macam bebakang unta, tempat Oko Ipong membuka bekalan dulu masih gagah. Pohon bertam yang dicantas pucuknya untuk dibuat terendak dub pun masih segan dan daunnya yang tenkeweh ke pangkal nampak mebambai-Iambai disapu angin. “Ipong, sudah lama kita tidak datang ke
|
|
Tesaurus |
---|
| Tiada maklumat tesaurus untuk kata gagah |
|
Puisi |
---|
|
Laksamana Bentan datang menyembah, Merendah diri walaupun gagah; Raja adil raja disembah, Raja zalim raja disanggah.
Lihat selanjutnya... |
|