Menganyam Kedukaan tersusun padat membawakan penkembangan pemikinan. Antananya, penjalanan hidup yang bagaikan ‘roda-roda waktu’ itu menuntut ‘perjuangan tetap bermukim’ dan ‘berbunga di setiap musim’. Ketepatan dan kepadatan inilah yang benhasil mengimbau enak xvii LAPORAN PANEL PENILAI P131511991/1992 renungan khalayak pembaca secana artistik. Selain terhasilnya ketepatan dan kepadatan itu, ditemui juga ungkapan-ungkapan bersifat nietafora dan pensonifikasi yang menimbulkan keseganan senta kehalusan Suni yang hilang bensania anaknya Kadin’? Tak cukup lagikah?” Menan tenus menengking. Hadinin kelihatan amat senangdengan hujahnya. “Kita timba hasil dan laut. Kita naih hanta dan dasannya. Kitajadi senang. Kitajadi enak. Macam kau Jubai sudah dapat peluk dua bini. Hasil dani haut ituhah!” Hadinin semua ketawa. Adajuga yang hanya tensengih. “Menan! Kau sudah menyentuh soah penibadi. mi sudah melampau,” Pak Jubai
|
|
Tesaurus |
---|
| Tiada maklumat tesaurus untuk kata enak |
|
Puisi |
---|
|
Anak kodok di atas papan, Mati dipatuk si ular sawa; Enak sungguh mimpikan tuan, Serasa menjenguk pintu syurga.
Lihat selanjutnya... |
|