Menganyam Kedukaan kehilangan keadilan akibat ketidakjujuran hati dan kepalsuan hakti kuasa-kuasa besar seperti Amenika tenmasuk Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu, jelas tenasa kebenaran tanggapan senta tafsiran penyaimya. Ini diperteguh dan dipen- dalami lagi melalui penggunaan ungkapan-ungkapan seperti ‘kematian mengingkan kebenaran’, ‘keadilan yang hanya boneka’, ‘luka-luka kemenangan’ dan ‘suara-suara hanya me- nyentuh bayang’ yang tepat citraannya senta benhasil mem- hentuk kesatuan gengasi bern-ama pembngunan rakus meratah’ xxmv LAPORAN PANEL PENILAI P131511992/1993 yang didonong oleh ‘gelombang haloba’ insan kepada kekayaan kebend-aan. Kini yang ditemui: ‘senyum aIm’ Sungai Nyalau tidak lagi ‘senanum silam’ dan ‘hening bening’ yang mewajahi .sungai tersebut tidak lagi ‘sehalus sutena’. Semuanya tendedah kepada pencemaran yang menunggu kemusnahan setiap kein- dahan dan setiap kemumian aslinya. Sebenamya penyair seperti
|
|
Puisi |
---|
|
Intan dingin isinya dingin, Dingin tidak berbau lagi; Puan ingin tiada ingin, Ingin tiada baharu lagi.
Lihat selanjutnya... |
|