Menganyam Kedukaan kencang melihat meneka semakin hampir. Kebenanian kaum ml dahulu kala memenggal kepala musuh terbayang di kepalanya. Mungkinkah meneka tengamak melakukan hal sedemikian terhadapnya pada zaman moden mi? Dia sudah tidak larat lagi memikinkannya. Gementan tubuhnya menjadi-jadi. Pun tidak dapat dikawalnya genakan otot pada tubuh tirusnya itu. “Cikgu, ikut kami!” penintah pemuda itu. Sempatjuga meneka mengukir senyuman pada saat-saat begini
|
|
|