Menganyam Kedukaan senta tafsiran penyaimya. Ini diperteguh dan dipen- dalami lagi melalui penggunaan ungkapan-ungkapan seperti ‘kematian mengingkan kebenaran’, ‘keadilan yang hanya boneka’, ‘luka-luka kemenangan’ dan ‘suara-suara hanya me- nyentuh bayang’ yang tepat citraannya senta benhasil mem- hentuk kesatuan pemikirannya. Puisi “Balada mama Memori” dan puisi “Kiranya” pula adalah jelas mengemukakan tema yang persoalannya bentolak dan pengalaman diii penyaimya. Dalam “Balada kerana hakikat diniku, stailku, dan apa yang ada padakuatau sememangnya di antara kami ada natural attraction. Tidak salah, memang tidak menjadi kesalahan kalau aku suka kepadanya dan dia geram melihat bayang-bayang kehendaknya yang ada pada diriku. Manusia memang dilahirkan mempunyai nafsu, kehendak dan keingmnan. Itu Tuhan punya kuasa. Manusia hanya terdaya menafsirkan hakikatnya. Seperkana yang cukup baik dan patut dibanggakan
|
|
Tesaurus |
---|
| Tiada maklumat tesaurus untuk kata bayang |
|
Puisi |
---|
|
Kain batik merah mirap, Palembang anak Raja Bayang; Nampak adik darah tersirap, Badan bak rasa bayang-bayang.
Lihat selanjutnya... |
|